Bismilahir rohmannir rohim Pada posting
kali ini akan saya sampaikan penduan sholat sesuai dengan sifat sholat
nabi insya Allah yang dilengkapi dengan gamabar tata cara sholat
A. Pengertian sholat
Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do’a
Sedangkan menurut Istilah agama islam atau Syari’ah sholat adalah perkataan dan perbuatan/ gerakan tertentu atau khusus yang dimulai dengan membaca takbir (takbiratul ihram) yaitu bacaan Allahu akbar sambil mengangkat kedua tangan dan diakhiri dengan ucapan salam dengan menolehkan kesebelah kanan.
Sedangkan menurut Istilah agama islam atau Syari’ah sholat adalah perkataan dan perbuatan/ gerakan tertentu atau khusus yang dimulai dengan membaca takbir (takbiratul ihram) yaitu bacaan Allahu akbar sambil mengangkat kedua tangan dan diakhiri dengan ucapan salam dengan menolehkan kesebelah kanan.
B. Panduan tata cara sholat
Mari kita mulai belajar sholat sesuai
dengan cara sholat Nabi SAW yang pada kesempatan ini hanya akan saya
sampaikan salah satu cara sifat sholat nabi saja karena itu apabila ada
yang berbeda dengan bacaan atau gerakan yang ada dalam panduan sholat
ini dengan yang sudah diketahui, selama itu ada dalil dari nabi saw ini
tidak lain adalah suatu keleluasaan dalam mengerjakan sholat namun
secara rukun tidaklah berbeda sehingga diharapkan dapat memotivasi kita
untuk belajar lebih banyak lagi dan bisa saling menghormati dan
menghargai demi ukhuwah kita sebagai sesama kaum muslimin.
Cara sholat Nabi
Sabda nabi Muhammad SAW “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sabda nabi Muhammad SAW “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
1. Menghadap kiblat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:”Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhu’mu,
kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah.” (HR. Bukhari,
Muslim dan Siraj).
2. Berdiri bila mampu
Allah berfirman : “Peliharalah semua
sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika
kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan.
Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang
telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui
(cara tersebut).” (QS. Al Baqarah : 238)
3. Menghadap sutrah / pembatas
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:”Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah
engkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah).
Jika dia terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia
ditemani oleh setan.” (HR. Ibnu Khuzaimah).
4. Niat ikhlas karena Allah SWT
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:”Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan
mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari, Muslim dan
lain-lain).
5. Takbiratul ihrom
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah
wudhu’mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu
ucapkanlah takbiratul ihrom.” (Muttafaqun ‘alaihi).
6. Mengangkat kedua tangan
berdasarkan hadits riwayat Malik bin
Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga
setiap kali bertakbir (didalam sholat).” (HR. Muslim).
7. Bersedekap
“Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya di atas telapak
tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya.” (Hadits
diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, dengan
sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban, hadits no.
485).
Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya, (H.r Nasa’i dan Daraquthni)
Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya, (H.r Nasa’i dan Daraquthni)
8. Pandangan ke arah tempat sujud
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan
pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang
diriwayatkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat
sujud (di dalam sholat).” (HR. Baihaqi).
9. Membaca do’a iftitah
Doa iftitah yang dibaca oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa iftitah tersebut
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan
kalimat keagungan untuk Allah.
Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:”Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Quran yang dihafalnya…” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Adapun bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam berdasarkan sifat sholat nabi diantaranya adalah:Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:”Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Quran yang dihafalnya…” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ،
اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ،كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ،كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
ALLAHUMMA BA’ID BAINII WABAINA KHOTOYAYA
KAMA BA’ADTA BAINAL MASYRIKI WAL MAGRIBI, ALLAHUMMA NAQQINII MIN
KHOTOYAYA KAMA YUNAQQOS SHAUBUL ABYADU MINAD DANNASI, ALLAHUMMAGSILNII
MIN KHOTOYAYA BITSALJI WALMAI’ WAL BARODI
Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan- kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan air es”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
atau bacaan sholat do’a iftitah yang lain seperti
Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan- kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan air es”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
atau bacaan sholat do’a iftitah yang lain seperti
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ،
إِنَّ صَلاَتِيْ، وَنُسُكِيْ، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
وَاهْدِنِيْ لأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِيْ لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا،
لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ،
أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
إِنَّ صَلاَتِيْ، وَنُسُكِيْ، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
وَاهْدِنِيْ لأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِيْ لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا،
لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ،
أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
WAJAHTU WAJHIYA LILADZI FATOROS SAMAWATI
WAL ARDI HANIFAW WAMA ANA MINAL MUSYRIKIN INNA SHOLATI WANUSUKI
WAMAHYAYA WAMA MATI LILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN LA SYARIKALAHU WABIDZALIKA
UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIN. ALLAHUMMA ANTA MALIKA LAA ILAHA ILA ANTA,
ANTA ROBBII WA ANA ‘ABDUKA, DZOLAMTU NAFSI WA’TAROFTU BIDZAMBII
FAGFIRLII DZUNUBII JAMI’AN INAHU LA YAGFIRU DZUNUBA ILLA ANTA WAHDINII
LIAHSANIL AKHLAQI LA YAHDII LI AHSANIHA ILLA ANTA, LA BAIKA WA SA’DAIKA,
WAL KHOIRU KULLAHU BIYADAIKA, WASSYARRO LAISA ILAIKA, ANA BIKA WA
ILAIKA, TABAROKTA WATA ‘ALAITA, ASTAGFIRUKA WA ATUBU ILAIKA.
Artinya “Aku menghadap kepada Tuhan
Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak
tergolong orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan
hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada
sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk
orang-orang muslim.
Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan). Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripadanya, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”. [HR. Muslim]
Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan). Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripadanya, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”. [HR. Muslim]
10. Membaca doa ta’awwudz
Membaca doa ta’awwudz sebelum membaca
surat Al-fatihah sebagaimana firman Allah ta’ala: “Apabila kamu membaca
Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk.” (An Nahl : 98).
Nabi biasa membaca ta’awwudz yang berbunyi:
Nabi biasa membaca ta’awwudz yang berbunyi:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A’UDZU BILLAHI MINAS SYATHON NIRROJIIM“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”
Atau ta’awudz bacaan sholat lain dengan mengucapkan:
“A’UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI”
artinya:”Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang menyebabkan gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq).” (H.r. Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim).
“A’UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI”
artinya:”Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang menyebabkan gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq).” (H.r. Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim).
Atau mengucapkan:
“A’UUZUBILLAHIS SAMII’IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM…”
artinya:
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk…” (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi).
“A’UUZUBILLAHIS SAMII’IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM…”
artinya:
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk…” (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi).
11. Membaca Al Fatihah
Membaca Al Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al Fatihah” (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al- Jama’ah: yakni Al Imam Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah).
Membaca Al Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al Fatihah” (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al- Jama’ah: yakni Al Imam Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
1)BISMILAHIR ROHMANIR ROHIM, 2)AL-HAMDU
LILLAHI ROBBIL ’ALAMIN, 3)ARROHMANIR ROHIM, 4)MALIKI YAUMIDDIN,
5)IYAKANA BUDU WA IYA KANAS TA’IN, 6)IKHDINAS SIROTHOL MUSTAQIM,
7)SIROTTOL LADZINA AN ’AMTA ’ALAIHIM GHOIRIL MAGH DHUBHI ’ALAIHIM WALADH
DHOOLLIIN
Artinya : 1). Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2). Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam, 3). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, 4). Yang
menguasai hari pembalasan. 5). Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan 6). Tunjukilah kami jalan
yang lurus, 7). (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.(Qs. Al-Fatihah 1-7)
12. Membaca amin
Dari Abu hurairah, dia berkata: “Dulu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat
Ummul Kitab (Al Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca aamin.”
(Hadits Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi, Ad Daraquthni dan Ibnu Majah)
13. Membaca surat atau ayat Al Qur an setelah membaca Al Fatihah
Membaca surat Al Qur an setelah membaca
Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al Quran
ini dilakukan pada dua roka’at pertama. Banyak hadits yang menceritakan
perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka’at pertama dengan roka’at kedua. (berdasar hadits shahih Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka’at pertama dengan roka’at kedua. (berdasar hadits shahih Bukhari dan Muslim)
Dalam sholat yang bacaannya dijahrkan
Nabi membaca dengan keras dan jelas. Tetapi pada sholat dzuhur dan ashar
juga pada sholat maghrib pada roka’at ketiga ataupun dua roka’at
terakhir sholat isya’ Nabi membacanya dengan lirih yang hanya bisa
diketahui kalau Nabi sedang membaca dari gerakan jenggotnya, tetapi
terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka tapi tidak
sekeras seperti ketika di-jahr-kan. (H.r. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
14. Rukuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
setelah selesai membaca surat dari Al Quran (sifat sholat nabi)
kemudian berhenti sejenak, Kemudian mengangkat kedua tangannya sambil
bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom kemudian rukuk (merundukkan
badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus
sejajar lantai) sedang tangan dengan jari-jari terbuka memegang lutut .
Berdasarkan beberapa hadits, salah
satunya dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat
kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika
bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari
ruku’ ….” (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari, Muslim dan Malik)
Dengan membaca do’a
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
SUBHANAKA ALLAHUMMA ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII
“Maha Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
kadang membaca ini kadang yang lain.
“Maha Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
kadang membaca ini kadang yang lain.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
SUBHANA ROBBIAL ‘ADZIM (3X)“Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung”.(Dibaca tiga kali). [HR. Penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]
15. i’tidal dari ruku’
Setelah ruku’ dengan sempurna dan
selesai membaca do’a, maka kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul
ihrom. Waktu bangkit tersebut membaca
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُSAMI’ ALLAHU LIMAN HAMIDAH
“Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya.” [HR. Al-Bukhari].
Kemudian ketika sudah berdiri tegak membaca bacaan:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ.
ROBBANA WALAKAL HAMDU, HAMDAN KATSIRON THOYIBAN MUBAROKAN FIIH
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku memujiMu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.” [HR. Al-Bukhari]
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku memujiMu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.” [HR. Al-Bukhari]
16. Sujud
Bersujud pada 7 anggota badan, yakni
jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5)
dan dua ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits: Dari Ibnu ‘Abbas
berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Aku diperintah
untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud)
dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus hidung, dua
tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut, jari-jari
kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama’ah)
Sujud dilakukan setelah sempurnanya
i’tidal serta membaca do’a jawab tasmi’ (Rabbana Lakal Hamd…dst). dengan
cara tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang
pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan
menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu
baru kemudian meletakkan kedua tangan pada tempat kepala diletakkan dan
kemudian meletakkan kepala dengan menekankan hidung dan kening ke lantai
(tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).
Dari Wail bin Hujr, berkata, “Aku
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak sujud
meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit
mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya.” (Hadits Imam Abu Dawud,
Tirmidzi An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ad- Daarimy)
“Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud.” (Hadits An Nasa’i dan Daraquthni)
“Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud.” (Hadits An Nasa’i dan Daraquthni)
Dan setelah sempurna sujudnya membaca do’a
اغْفِرْ لِيْ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ
SUBHANAKA ALLAHUMMA ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII“Maha Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Atau membaca
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
SUBHANA ROBIAL A’LA (3X)
“Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak). Dibaca tiga kali” [HR. Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]
“Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak). Dibaca tiga kali” [HR. Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]
17. Duduk iftirosy
Duduk antara dua sujud pada roka’at
pertama sampai terakhir dan duduk tasyahud awal dinamakan duduk iftirasy
yaitu duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki
kanan ditegakkan dan jari-jari kaki menghadap kiblat. Aisyah berkata:
“Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang
kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya
syaithan.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim)
Adapun do’a yang dibacakan pada saat duduk tersebut adalah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَارْفَعْنِي.
ALLAHUMAGH FIRLII WARHAMNII WAHDINII WAJEBURNII WA’AFINII WARHAMNII WARZUKNII WARFA’NII
“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar), cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari musibah), berilah aku rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.” [HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai]
“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar), cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari musibah), berilah aku rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.” [HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai]
18. Bangkit menuju roka’at berikut
ada dua cara yaitu 1. Bangkit menuju
roka’at berikut dari posisi sujud kedua pada akhir roka’at pertama dan
ketiga yaitu didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk
istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua
tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa
juga bertumpu pada pahanya.
Dari Wail bin Hujr, “Maka tatkala Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan kedua lututnya ke
lantai sebelum meletakkan kedua tangannya …..dan apabila bangkit dia
bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha.” (H.r Abu
Dawud) sedang menurut hadist dari Malik bin Huwairits bahwasanya di
malihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat, maka bila pada
roka’at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu
dengan lurus.” (Hadits dikeluarkan oleh Al Bukhari, Abu Dawud dan At-
Tirmidzi)
2. Bangkit dari posisi duduk tasyahhud
awal pada roka’at kedua. Yaitu dengan mengangkat kedua tangan seraya
bertakbir seperti pada takbiratul ihram.Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian berdiri
(H.r Abu Ya’la)
19. Duduk tasyahhud akhir
Pada tasyahhud awal adalah iftirosy
(sama dengan duduk antara dua sujud) dan tasyahud akhir duduknya disebut
duduk tawaruk yaitu duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan
dan pantat duduk diatas lantai dan posisi kaki kanan ditegakkan dan jari
telunjuk kanan ditegakkan .
Dari Abi Humaid As-Sa’idiy tentang sifat
sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata, “Maka apabila
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dalam dua roka’at
(-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam
roka’at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan
duduk di tempat kedudukannya (lantai dll).” (H.r Imam Abu Dawud)
20. Bacaan do’a
Bacaan do’a untuk tasyahud awal dan
akhir sama saja hanya untuk do’a tasyahud akhir sebelum salam ditambah
dengan bacaan sholawat serta mohon empat perlindungan dari berbagai
keburukan kepada Allah SWT.
Adapun bacaan tasyahud itu adalah
Adapun bacaan tasyahud itu adalah
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّاللهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّاللهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
ATTAHIYATULILLLAH WASHOLAWATU
WATHOYIBATU ASSALAMU ALAIKA AYUHANNABIYU WAROHMATULLAHI WABAROKATUHU,
ASSALAMU ‘ALAINA WA ‘ALA IBADILAHIS SHOLIHIN, ASHYHADU ALLA ILAHA
ILLAWLOH WA ASHYHADU ANNA MUHAMMADDAR RASULLULAH
“Segala penghormatan hanya milik Allah,
juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan
kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat dan berkahNya. Kesejahteraan
semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak disembah selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.” [HR. Al-Bukhari dan
Imam Muslim]
Kemudian membaca sholawat
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ.
إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ.
ALLAHUMMA SHOLI ‘ALA MUHAMMADIN WA ‘ALA
ALI MUHAMMAD KAMA SHOLAITA ‘ALA IBROHIMA WA ‘ALA ALI IBROHIM INNAKA
HAMIDU MAJID, ALLAHUMMA BARIK ‘ALA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALI MUHAMMAD KAMA
BAROK TA’ALA IBROHIM WA’ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDU MAJID
“Ya Allah, berilah rahmat kepada
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat
kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan
Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk
anak dan istri atau umatnya), sebagai-mana Engkau telah memberi berkah
kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan
Maha Agung.” [HR. Al-Bukhari]
Berdo’a berlindung dari empat (4) hal.Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
ALLAHUMMA INNII AUDU BIKA MIN ADZABIL
QOBRI WAMIN ADZABI JAHANNAMA WA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMATI WAMIN
SYARI FITNATIL MASIHID DAJJAL
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan
setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim Lafazh Muslim]
21. Membaca Salam
sebagai tanda berakhirnya gerakan
sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca
do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a lainnya. “Kunci
sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat)
adalah mengucapkan salam.” (H.r Al Imam Al- Hakim dan Adz-Dzahabi)
Cara membaca Salam yaitu Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
Macam-macam Bacaan Salam
1. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh (kekiri)
2. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekiri) (H.r Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
3. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekiri).(H.r Muslim)
4. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekanan) – As Salamu’alaikum (kekiri) (H.r Imam Ahmad dan An Nasai)
5. As Salamu’alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri (H.r Imam Al Baihaqi dan Ath Thabrani)
1. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh (kekiri)
2. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekiri) (H.r Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
3. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah(kekanan) – As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekiri).(H.r Muslim)
4. As Salamu’alaikum Wa Rahmatullah (kekanan) – As Salamu’alaikum (kekiri) (H.r Imam Ahmad dan An Nasai)
5. As Salamu’alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri (H.r Imam Al Baihaqi dan Ath Thabrani)
Gerak yang dilarang ketika menoleh ke
kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika
menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Mengapa kamu menggerakkan tangan
kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang
buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia
berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya.”
Riwayat lain disebutkan: “Seseorang
diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia
mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah
kanan dan saudaranya di sebelah kiri). (H.r Al Imam Muslim, Abu ‘Awanah,
Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).
22. Dzikir atau wirid setelah sholat dan do’a setelah sholat
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (ثلاثا) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
ASTAGHFIRULLAH (3X) ALLAHUMMA ANTAS SALAM WAMINKA SALAM TABAROKTA YA DZAL JALALI WAL IKROM
“Aku minta ampun kepada Allah,” (dibaca
tiga kali). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan
dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan
dan Kemuliaan.” [HR. Muslim]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ،
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
LAA ILLAHA ILLALLOHU WAHDAHU LA
SYARIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI’ING QODIR,
ALLAHUMMA LA MANI’A LIMA A’THOITA, WALA MU’TIYA LIMA MANA’TA WALA YAN
FA’U DZAL JADDI MINKAL JADD
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan
bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak
ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang ember apa
yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi
pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya). Hanya dari-Mu kekayaan dan
kemuliaan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ
وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ
وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
LAILAHA ILLAWLOH WAHDAHU LA SYARIIKALAH,
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA ‘ALA QULLI SYAII’N QODIR, LAHAULA WALA
QUWATA ILLA BILLAH, LA ILLAHA ILLAWLOH , WALA NA’BUDU ILLA IYYA HU, LAHU
NI’MATU WALAHUL FADLU WALAHU TSANA U’LHASANU, LAA ILLAHA ILLAWLOHU
MUHLISHINA LAHUDDIINA WALAU KARIHAL KAFIRUUN.
“Tiada Tuhan (yang berhak disembah)
kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan
dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Tuhan (yang hak
disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya.
Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Tuhan (yang hak
disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun
orang-orang kafir benci.” [HR. Muslim]
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
SUBHANNAWLOH (33X) AL-HAMDULILLAH (33X)
ALLAHU AKBAR (33X) LAA ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIKALAHU, LAHUL
MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA ‘ALA QULLI SYAI I’NG QODIR
“Maha Suci Allah, segala puji bagi
Allah. Dan Allah Maha Besar. (33 kali). Tidak ada Tuhan (yang hak
disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya
kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
[Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan
diampuni kesalahannya, sekalipun seperti busa laut.” [HR. Muslim]
Membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). [HR. Abu Dawud, An-Nasai,At-Tirmidzi]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu). [Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak yang menghalanginya masuk Surga selain mati.” HR. An-Nasai]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu). [Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak yang menghalanginya masuk Surga selain mati.” HR. An-Nasai]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.(10× بعد صلاة المغرب والصبح)
LAA ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU
YUHYI WAYUMITU WAHUWA ‘ALA KULLI SAI ‘ING QODIR(10X setelah sholat
magrib dan subuh)وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.(10× بعد صلاة المغرب والصبح)
“Tiada Tuhan (yang berhak disembah)
kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan,
bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati
atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah
Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” Dibaca sepuluh kali setiap sesudah
shalat Maghrib dan Subuh. [HR. At-Tirmidzi, Ahmad]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA ILMAN NAAFI’AN, WA RIZQON THOYIBAN, WA ‘AMALA MUTAQOBALAN
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon
kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang
diterima.”(Dibaca setelah salam shalat Subuh).[HR. Ibnu Majah]
Kemudian dapat dilanjutkan dengan
do’a-do’a yang dihajatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing seperti
do’a untuk orang tua, kesehatan, kelapangan rizki dll dapat juga
menggunakan bahasa sendiri kemudian sebelum ditutup membaca do’a
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH, WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINAA ADZABANNAR“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.Q.s Al-Baqarah(2) : 201
Dan ditutup dengan membaca Q.s As-shaffat(37) : 180-182
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ
وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
SUBHAANA ROBBIKA ROBBIL ‘IZATI ‘AMMA YASHIFUN, WA SALAMUN ‘ALAL MURSALIN, WAL HAMDU LILLAHI ROBBIL ‘ALAMINوَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
180). Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
181). Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
182). Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
181). Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
182). Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Sebagai pelengkap materi tuntunan sholat
ini ada baiknya kita ketahui rukun, sunah dan hal-hal yang membatalkan
sholat serta hikmah-hikmahnya sehingga kita dapat melakukan sholat
dengan sholat khusuk dan benar.
C. Rukun sholat
Rukun sholat adalah ucapan atau gerakan
yang harus dilakukan oleh orang yang sholat yang apabila ketinggalan
salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal
(tidak sah) dan harus diulang kembali.
Adapaun rukun sholat menurut para ulama ahli fiqh ada 14
1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
2. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Rukuk
5. I’tidal (berdiri tegak bangkit dari rukuk)
6. Sujud
7. Bangun dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud (duduk iftirossy)
9. Tuma’ninah (diam sebentar) dalam setiap rukun
10. Membaca tasyahud Akhir
11. Duduk tawaruk (duduk tasyahud Akhir)
12. Membaca Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
13. Tertib pada setiap rukun-rukunnya
14. Membaca Salam sambil menoleh kekanan satu kali
Adapaun rukun sholat menurut para ulama ahli fiqh ada 14
1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
2. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Rukuk
5. I’tidal (berdiri tegak bangkit dari rukuk)
6. Sujud
7. Bangun dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud (duduk iftirossy)
9. Tuma’ninah (diam sebentar) dalam setiap rukun
10. Membaca tasyahud Akhir
11. Duduk tawaruk (duduk tasyahud Akhir)
12. Membaca Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
13. Tertib pada setiap rukun-rukunnya
14. Membaca Salam sambil menoleh kekanan satu kali
D. Hal yang wajib dalam sholat
adalah bagian sholat yang apabila
ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak
sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat
diharuskan melakukan sujud sahwi.
1. Semua takbir selain takbiratul ihram2. Membaca : SUBHANA RABBIYAL A’DZIIM pada saat rukuk
3. Melafadzkan : SAMI’ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat sendiri
4. Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan sholat sendiri
5. Melafadzkan : SUBHANA….. pada saat sujud
6. Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud
7. Tasyahud awal
8. Duduk Tasyahud awal
E. Sunah-sunah dalam sholat
Hal yang sunnah dalam sholat adalah
bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak
membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa.
namun bila dikerjaan dengan ikhlas akan berpahal diantarannya
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
2. Membaca do’a iftitah ( do’a pembuka sholat)
3. Membaca ta’awudz ketika memulai qiro’ah (bacaan) sebelum membaca surat Al-fatihah
4. Membaca surat dari Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal
5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud pandangan pada jari tangan)
namun bila dikerjaan dengan ikhlas akan berpahal diantarannya
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
2. Membaca do’a iftitah ( do’a pembuka sholat)
3. Membaca ta’awudz ketika memulai qiro’ah (bacaan) sebelum membaca surat Al-fatihah
4. Membaca surat dari Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal
5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud pandangan pada jari tangan)
F. Perkara makruh dalam sholat
Perkara makruh dalam sholat adalah
perbuatan dalam sholat yang tidak membatalkan sholat namun mengurangi
nilai pahala dan kekhusukan sholat yang harus dihindari
1. Memejamkan dua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia
5. Menahan buang air atau angin yang sangat
1. Memejamkan dua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia
5. Menahan buang air atau angin yang sangat
G. Hal-hal yang membatalkan sholat
1. Berbicara ketika sholat yang bukan bacaan sholat2. Tertawa
3. Buang air atau angin
4. Makan dan minum
5. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
6. Tersingkap / terbukanya aurat
7. Memalingkan badan dari arah kiblat
8. Menambah gerekan rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
9. Mendahului imam dengan sengaja pada sholat berjama’ah
10. keluar darah haid waktu mengerjakan sholat
11. Banyak bergerak
H. Hikmah mendirikan sholat
Sholat adalah tiang agama, ibadah yang
akan dihisab pertama kali pada hari kiamat sebelum amal ibadah yang
lain, jika sholatnya baik dan benar maka ibadah yang lain akan benar dan
bila sholatnya rusak maka ibadah lainnyapun rusak pula, karena itu
sholat yang dilakukan dengan benar sesuai cara sholat dan sifat sholat
Nabi Muhammad SAW akan menuai berbagai kebaikan dan hikmah baik secara
fisik seperti kesehataan badan, prilaku atau akhlaq yang mulia maupun
jiwa dengan mendatangkan ketenangan dan ketentraman batin karena sholat
merupakan dzikir untuk mengingat Allah yang paling baik dan utama
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak
ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
salat untuk mengingat Aku.(Qs. Thoha(20) ayat 14)
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”(Qs. Ar-rad(13):28)
dan sholat juga dapat mencegah diri dari perbuatan yang keji dan munkar
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya
salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Q.s Al-Ankabut(29):ayat 45)
Wawlohu a’lam bisshowab(dan Allah lebih mengatahui perkara yang benar).
Wawlohu a’lam bisshowab(dan Allah lebih mengatahui perkara yang benar).