Bismillaahir Rahmaanir Rahiim..
Lihatlah sebelum buta, dengarlah sebelum tuli,
dan sahutlah panggilan sebelum bisu!
Sebab masih ada detik untuk kembali
Ketika waktunya datang, para pembantai dari The State of Terrorism (Negara Teroris), Israel akan bertekuk lutut, diburu bagaikan babi hutan, berlari dan mencari tempat sembunyi. Orang muslim, pada waktu itu telah memegang kendali. Mereka memburu orang-orang Yahudi ‘Sang Batosai’ makhluk-makhluk tak berdaya di Palestina dan di seantero jagat, di seluruh sudut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
Hadis dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Sallallâhu ‘alaihi wasallam telah bersabda, ““Kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang muslim memerangi orang Yahudi. Maka orang-orang muslim memerangi mereka hingga orang Yahudi bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Maka batu-batu atau pohon berkata, ‘Hai orang muslim, hai Hamba Allah, ini Yahudi ada di belakangku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad (yang tidak memberitahukan tempat persembunyian Yahudi), karena Gharqad adalah pohonnya orang Yahudi.” (HR. Muslim)
Sikap muslim ini, bukan kebiadaban, bukan dendam kesumat. Bukan sikap emosional, apalagi sika teror. Kallâ! (Sekali-kali tidak!). Sikap muslim ini adalah sikap al-‘adâlah, sikap keadilan yang bertindak seadil-adilnya. Sikap penuh tangguh jawab akan jutaan halaman sejarah dan fakta kebejatan dan kebiadaban Yahudi yang selalu dilindungi, diproteksi, diprivasi, serta diberi hak-hak istimewa oleh Sang Dajjal ‘the one eye’ (Si Mata Satu).
Dajjal mungkin belum datang. Atau, dia memang sudah datang dan telah melancarkan siasat busuknya (wallâhu a’lam bi al-shawwâb). Tapi kita telah dipersaksikan oleh Rasulullah Saw., 15 abad yang lalu, bahwa hari ini para tentaranya telah mempersiapkan red carpet (karpet merah) untuk menyambut kedatangannya.
Red Carpet Dajjal itu sudah dibentangkan, genderang mesin perang telah dipasang, bahkan sebagian mesiu itu telah menghantam tubuh makhluk-makhluk yang tak berdaya. Air neraka disulap air surga, kenistaan disulap menjadi kenikmatan, kesesatan disulap jadi kebenaran, manusia-manusia biadab diiklankan sebagai manusia-manusia beradab-terhormat, dan orang-orang soleh dipropagandakan sebagai manusia-manusia dari ‘sayap garis keras’. Human Right telah dijadikan alat untuk melegalisasi perbuatan semau gue tentara Dajjal di setiap tempat di mana pun mereka inginkan, demokrasi-hedonis telah begitu menghegemonik di setiap jiwa-jiwa Al-Sufahâ, jiwa-jiwa yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya!
Rasulullah Sallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda,
إني أنذركموه وما من نبي إلا قد أنذره قومه لقد أنذره نوح قومه ولكن سأقول لكم فيه قولا لم يقله نبي لقومه تعلمون أنه أعور وأن الله ليس بأعور
“Aku memperingati kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi, kecuali ia telah memperingatkan kaumnya tentang Dajjal, begitu pula Nabi Nuh pada kaumnya. Tapi aku akan memberitahukan kepada kalian, sebuah fakta yang tidak pernah disampaikan oleh seorang nabi pun pada kaumnya. Ketahuilah! Dajjal itu bermata satu! Dan sesungguhnya Allah Subhânahu wata’âla tidak bermata satu!” (HR. Bukhari)
Dajjal The One Eye! Dajjal si Pecak, itulah nama impersonal yang dilekatkan Rasululullah Saw., pada seorang yang nanti akan memimpin revolusi kebiadaban dengan bungkus keberadaban.
Dajjal adalah makhluk, sifat, simbol, strategi, falsafah, budaya, struktur, dan sistem. Matanya dua, tapi mata kanannya tidak berfungsi karena pecak, matanya bulat seperti bulatnya anggur, dan di tengah-tengah antara dua matanya tertuliskan kalimat KAFIR (ك-ف-ر). Kemudian ia akan menawarkan yang ada pada kedua tangannya, yang satu air dan yang satu api. Air yang kita lihat sebenarnya adalah api dan api yang kita lihat sebenarnya adalah air. “Siapa di antara kalian yang bertemu dengan tawarannya, ambillah api. Sebab api itu sebenarnya adalah air tawar yang dingin” (HR. Bukhari). Dajjal kemudian menjadi falsafah hidup.
Caranya memandang kehidupan dengan sebelah mata, ia tularkan pada orang-orang dungu yang menjadi pengikutnya. Hingga objek apapun dilihat dengan perspektif yang tidak sempurna. Lihatlah bagaimana materialisme yang hanya memutlakan materi, bagaimana kapitalisme yang hanya memutlakan superioritas, bagaimana komunisme yang telah memutlakan inferioritas, bagaimana sekularisme yang telah memutlakan pemisahan dunia-akhirat, bagaimana hedonisme yang telah memisahkan hak dengan tanggung jawab, bagaimana liberalisme telah memisahkan syahwat dari aturannya, bagaimana relativisme telah memisahkan ‘kebenaran’ dari pijakannya, serta bagaimana isme-isme lainnya tumbuh subur bagai jamur di musim hujan.
Kemudian Dajjal dan tentaranya ini telah berhasil menciptakan sebuah budaya yang hampir tidak terbayangkan kengeriannya. Lihatlah PEMUDA-PEMUDI SUFAHÂ (yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya), mereka adalah muslim masa depan yang setiap hari menghabiskan waktu nongkrong di depan air-air lezat yang padahal api membakar yang telah disediakan Dajjal! Sudahlah mereka enggan berjihad, merekapun anggap para mujahid sebagai pengobar api, sebagai penyebab konflik, sebagai ‘teroris’ yang bukan saja tidak boleh ditiru, bahkan harus dilenyapkan! Lihatlah PEMUDA-PEMUDI SUFAHÂ (yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya) lebih memilih menghafal syair-syair lagu (yang syairnya tidak hanya bermanfaat, bahkan menyesatkan) ketimbang menghafal Al-Quran dan As-Sunnah! Setiap hari mereka ‘dibombardir’ tayangan-tayang air yang lezat. Kemudian mereka mencontoh dan meniru idolanya yang sama-sama meneguk cawan air lezat. Padahal air lezat dalam cawan Dajjal adalah kenistaan! Lihatlah bagaimana jalan hidup mereka!? Ada yang menjadi penonton aktif ‘sihir hipnotis’ program isu selebriti, Pengguna narkoba, aktif sebagai anggota gangster (dengan seabreg simbol ‘KAFIR’ Dajjal ditempelkan di antara mata mereka), pesakit HIV, homoseksual, lesbian, sodomi, menghabiskan waktu di game online (dan sebagian ada yang sambil berjudi!), bahasa binatang (lihat diskusi remaja di facebook!). Lihatlah PEMUDA-PEMUDI SUFAHÂ (yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya) menganggap bahwa hamil di luar nikah adalah kebanggaan, cium dan peluk dalam pacaran sebagai sebuah kewajiban, pakaian yang hampir telanjang (untuk perempuan) dan celana patlot (untuk laki-laki) sebagai satu-satu model. Tidak cukup disitu, PEMUDA-PEMUDI SUFAHÂ (yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya) menganggap jilbab sebagai siksaan, alat pengekang, dan kemunduran!
Dajjal bagi PEMUDA-PEMUDI SUFAHÂ (yang polos dan lugu tentang apa yang paling bermanfaat bagi hidupnya) ini adalah ‘agama’ dan jalan hidup. Sebab mereka adalah orang-orang yang tidak bermandikan Api Quran. Api Quran kelihangan cahayanya dalam hati mereka, yang tertinggal serta merasuk dalam darah mereka adalah panas menyengatnya. Hingga sesekali mendapat peringatan dan ajaran dari Api Quran, mereka segera menutup telinga, menutup mata, dan tidak angkat bicara untuk menyambutnya. Mereka terus menerus melakukannya hingga benar-benar tuli, buta, dan bisu!
Allah Subhânahu wata’alâ berirman,
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ، صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ،أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ.
(17) Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka ketika api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (18) Mereka tuli, bisu, dan buta. Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (19) Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, gemuruh badai, dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir (QS. Al-Baqarah, [2]:17-19).
Wahai Para PEMUDA-PEMUDI yang berkesadaran! Risalah ini disampaikan tanpa paksaan, penulis sadar betul bahwa memaksa bukanlah cara menyampaikan Risalah!
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
Kami tahu apa yang mereka katakan, dan sekali-kali engkau tidak bisa memaksa mereka. Berilah peringatan pada orang-orang yang takut ancaman-Ku (QS. Qâf, [50]:45).
Mendengarlah, lihatlah, dan sahutlah panggilan Quran sebelum kita menjadi benar-benar tuli, buta, dan bisu!
Saksikanlah ya Allah! Aku telah sampaikan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar